Thursday, June 26, 2014

Pak Tua Blackburr

Gelas kecil berisi whisky dingin meninggalkan jejak air di atas meja kayu licin, dimana tiap harinya ratusan atau bahkan ribuan gelas digeser dan diluncurkan. Di sisi lain dari meja tersebut, bartender sedang mengocok botol, mencampur cocktail, dan menuang segala jenis minuman keras yang diketahui oleh manusia dan memberikannya kepada yang minta; jika orang itu, manusia atau bukan, itu mempunyai uang. Itulah saloon bernama Red-Nosed Drunkard, salah satu saloon di Dusty Town.

Meskipun bukan yang terbaik, tapi saloon inilah yang paling disukai oleh Daniwell Blackburr, atau sering dioanggil Pak Tua Blackburr. Dia adalah seorang alchemist terkenal di Dusty Town. Terkenal, tapi tidak populer. Lebih terkenal karena kegagalan dan eksperimen gilanya.

Rumahnya adalah salah satu atraksi paling menarik di kota itu, sekaligus juga merupakan korban dari percobaannya. Dalam sehari, ada beragam hal yang keluar dari jendela rumahnya. Bisa cahaya warna-warni, asap mengepul berbau tidak enak, atau bahkan hewan yang tidak diketahui jenisnya terbang atau melata keluar dari jendela tersebut. Sekali waktu ketika rumah itu tidak kelihatan ada kegiatan yang aneh adalah ketika rumah itu membeku seluruhnya. Tidak ada kegiatan selama seminggu. Baru setelah seminggu kemudian, rumah itu mencair dan Pak Tua Blackburr keluar dari rumahnya basah kuyup tanpa berbicara apapun. Kemana tujuannya? Tentu saja saloon.


Setiap kali dia keluar rumah, tujuannya adalah untuk mabuk. Dengan topi panama yang ditaruh miring, jas hitam kusut yang tidak dikancing, dasi kupu-kupu polkadot, dan segenggam uang, dia pergi ke saloon untuk membeli ramuan yang tidak bisa dibuatnya. Saking seringnya dia menghabiskan waktu di saloon, sampai-sampai saloon itu diberi nama sesuai si Pak Tua itu. Red-Nosed Drunkard, yang berarti Pemabuk Berhidung Merah adalah sindiran bagi dia, karena ketika dia mabuk, hidungnya merah menyala dengan terang tidak seperti orang pada umumnya.

Ketika sedang tidak di saloon, dia pasti di rumahnya. Bangunan dengan plang bertuliskan "Blackburr's Potion" itu terletak di pinggir dari pusat kota, dimana dulunya dikelilingi beberapa bangunan berkegiatan. Tapi, tidak ada kegiatan yang dapat menyaingi kegiatan dari si tua Blackburr. Bangunan-bangunan yang didirikan di sekitar rumahnya menjadi bangunan kosong, "investasi yang buruk" kata setiap orang yang hendak mendirikan usaha di sana. Jadi, Blackburr membeli bangunan di sebelahnya, menghilangkannya entah kemana, dan menjadikannya sebuah kebun dengan bermacam-macam tanaman yang dikelilingin oleh pagar yang bisa bicara, untuk mengurung tanamannya dan dirinya sendiri di rumah.

Meskipun jarang, orang sekali-sekali memberanikan diri mengunjungi rumahnya untuk membeli obat-obatan. Di balik eksperimen mengerikannya, dia adalah pembuat obat yang hebat. Banyak orang yang disembuhkannya hanya dengan sekali minum ramuannya. Dia adalah satu-satunya "dokter" di kota itu. Itu juga salah satu alasan mengapa masyarakat Dusty Town masih menerima dia di kotanya.

Menariknya, selain dikenal sebagai seorang dokter dan pemabuk, dia juga dikenal sebagai pelindung kota. Sekali waktu, Dusty Town pernah diserang oleh sekelompok bandit dibawah pimpinan Cactus Man, seorang bandit ternama dengan harga 30.000 Bill untuk kepalanya, hidup atau mati. Cactus Man mempunyai julukan "Penjagal Sheriff" karena semua sheriff yang mencoba menghentikannya berakhir mencium tanah. Kedatangannya juga diam-diam, tanpa pemberitahuan dan peringatan. Kota yang damai dan tentram berubah menjadi lautan api hanya dalam waktu tiga jam. Tidak meninggalkan orang hidup; baik tawanan maupun sandera. Satu-satunya cerita tentang dia datang dari salah seorang mantan anggotanya, yang pernah merantau bersamanya. Dia melarikan diri ketika dia muak dengan kekejamannya, dan pergi untuk menceritakan kisahnya. Dua hari kemudian, kota dimana orang itu tinggal diserang oleh Cactus Man, dan semua penduduknya dibunuh termasuk orang itu. Namun, dalam dua hari banyak orang yang keluar masuk kota itu dan cerita tentang dia sudah menyebar.

Siang itu sama seperti siang hari lainnya. Udara kering, banyak kegiatan, dan rumah Blackburr kosong karena pemiliknya sedang di saloon. Mendadak, dari balik bukit di selatan terdengar suara derap kaki kuda. Debu-debu dan burung nasar beterbangan, dan suara sautan terdengar dari jauh. Cactus Man telah tiba di kota. Rakyat kota berlarian, melindungi diri dan kembali ke rumah masing-masing. Cactus Man dan rombongannya menembaki semua orang yang terlihat di jalan, sampai jalanan sepi. Rombongannya mulai menggeledah rumah satu per satu, dan dari masing-masing rumah terdengar kegaduhan, teriakan, dan tangisan. Tidak ada yang berani melawan cactus man.

Tiba-tiba dari dalam saloon, Dan Blackburr keluar dalam keadaan mabuk dan sambil menenggak botol minumannya. Di tangan kanan dan kirinya masing-masing memegang botol. Tanpa banyak bicara, Cactus Man menembak Blackburr tepat di dadanya. Pak Tua Blackburr terjatuh tertelungkup. Dia mencoba berdiri lagi, membuat Cactus Man terkesan.

Coyote itu memanggil temannya, dan rombongannya ikut menembaki Pak Tua Blackburr sambil tertawa. Puluhan peluru ditembakkan ke seluruh tubuh Pak Tua yang malang itu, sampai akhirnya pak tua itu jatuh terkapar. Semua masyarakat yang menyaksikannya memalingkan wajah, sambil menahan tangis.

Setelah beberapa saat, semua peluru dari tubuh pak tua itu terdorong keluar dari tubuhnya. Pak tua itu berdiri lagi, tanpa sepengetahuan Cactus Man.

"Hei, bajingan!" teriak Pak Tua Blackburr sambil melempar botol minuman yang dipegangnya di tangan kirinya. Cactus Man menoleh, dan botol itu tepat mengenai wajahnya. Dari dalam botol itu, keluar sihir dan sejenis angin putih yang menyebar ke seluruh kota, membekukan semua orang di kota itu, baik masyarakat kota atau bandit rombongan Cactus Man. Cactus Man sendiri diam membeku, dengan wajahnya berkelok-kelok karena habis dihantam botol ramuan dari Blackburr.

Dan Blackburr sendiri berdiri diam di sana, menggosok matanya, dan bergumam. Dialah satu-satunya mahluk hidup di kota itu yang masih bergerak. Dia bergegas kembali ke rumahnya dengan hidung merah menyala, mendobrak pintu masuk rumahnya (karena saat itu pintu rumahnya sedang beku), dan kembali membuat ramuan. Dari jendela rumahnya yang beku, terlihat nyala terang warna-warni, dan asap merah kehitaman keluar dari pintu rumahnya yang bolong.

Segera ketika dia keluar, dia terlihat membawa sebotol besar ramuan berwarna merah terang dan satu botol lagi berwarna hijau. Dia pergi ke jalan di kota dan memberikan obat berwarna merah kepada warga kota yang membeku, dan ramuan hijau kepada warga kota yang terluka. Begitu juga di setiap rumah yang ia masuki. Sampai ketika seluruh kota sudah kembali normal, hanya tersisa Cactus Man dan rombongannya yang masih keras membeku. Tanpa tiang gantungan, Sheriff menembak kepala Cactus Man, membalaskan dendamnya bagi warga kota yang tidak dapat diselamatkan. Frontier justice, hukum barat berlaku. Sheriff juga membawa semua anggota rombongannya, total berjumlah 17 patung es, ke dalam penjara, untuk didaftarkan pada tiang gantungan.

Setelah kejadian itu, walikota Dusty Town memberikan medali penghargaan kepada Dan Blackburr. Semua warga kota hadir di perayaan itu, dan turut berterima kasih padanya.

Dan dia memang layak diberi penghargaan. Bukan hanya Cactus Man yang berhasil dikalahkan pak tua itu. Ada cerita dimana dia meledakkan seluruh pasukkan orc barbar yang menyerang, atau ketika dia meminum ramuan super cepat dan melucuti semua senjata dari geng Mister Kiddo. Dan ada pula cerita dimana dia melumpuhkan ratusan banteng dan sapi kuvillian dengan gas pelumpuhnya. Dan sejak saat itu, Dusty Town menjadi terkenal dengan ternak sapi kuvilliannya.

Namun, bagi Pak Tua Blackburr, kejadian-kejadian itu hanya seperti kejadian aneh lainnya yang dilakukannya saat mabuk. Tidak ada yang merubah dari dirinya maupun rumahnya. Cahaya mengerikan, asap-asap bau, dan suara-suara ledakan tidak pergi setelah kejadian itu. Dan yang paling bisa ditebak, dia terus menerus mabuk di Red-Nosed Drunkard, satu-satunya kesempatan dimana warga kota bisa melihat Pak Tua Blackburr, dan satu-satunya saat dimana warga kota berksempatan menyapanya, meskipun kemungkinannya saat itu dia sedang mabuk dan tidak akan mengingat kejadian itu.

Tapi bagaimanapun sikapnya terhadap warga kota, dia akan selalu menjadi laki-laki tua misterius pemabuk yang merupakan pahlawan Dusty Town. Daniwell Blackburr, pemabuk berhidung merah.




No comments:

Post a Comment